Manajemen Resiko

Manajemen Risiko
Perseroan menyadari bahwa risiko telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap proses bisnis yang dijalankan organisasi. Dampak dari risiko tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi kestabilan organisasi, yang tentu saja melekat pada semua aktivitas dan pengambilan keputusan dalam menjalankan bisnis.

Pengelolaan risiko Perseroan dilaksanakan dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan baik eksternal maupun internal. Pengelolaan risiko juga diperlukan dalam rangka penguatan penerapan prinsip-prinsip GCG terutama terkait dengan penegakan praktik bisnis yang sehat dan memberikan nilai tambah yang sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders).

Faktor Risiko
Kinerja keuangan dan operasional Perseroan dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. Risiko ini sangat bervariasi dan banyak yang berada di luar kendali Perseroan. Beberapa risiko mungkin tidak diketahui. Selain itu, ada risiko yang kemungkinan tidak material saat itu kemudian dapat berubah menjadi material. Bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan dapat terpengaruh secara material dan dirugikan oleh semua risiko ini. Oleh karena itu, Perseroan menargetkan untuk memitigasi dampak tersebut melalui manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang tepat.

Jenis Risiko Penjelasan Upaya Mitigasi
Wabah Penyakit Peternakan Wabah penyakit hewan seperti Avian Influenza, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis dan Infectious Bursal Disease dapat secara signifikan membatasi kemampuan Perseroan untuk melakukan operasi. Avian Influenza sangat menular di antara unggas peliharaan dan liar yang dapat menyebabkan penyakit atau kematian unggas peliharaan, termasuk ayam, angsa, bebek dan kalkun. Selain itu, usaha budidaya perairan dan sapi potong juga rentan terhadap penyakit dan bahaya biologis lainnya. Manajemen mengurangi risiko wabah penyakit atau bahaya biologis lainnya dengan menerapkan kebijakan biosekuriti internal dan langkah-langkah keamanan hayati yang diterapkan di semua peternakan, tambak, dan fasilitas produksi.
, Komponen terbesar dari harga pokok penjualan Perseroan adalah biaya jagung yang digunakan dalam produksi pakan. Oleh karena itu, harga dan ketersediaan jagung dapat berpengaruh signifikan pada harga pokok penjualan.

Sementara itu, kebutuhan bungkil kedelai, sebagai komponen produksi pakan terbesar kedua, dipenuhi dari impor. Harga pasar jagung dan bungkil kedelai dapat berubah-ubah akibat cuaca, jumlah panen, biaya transportasi dan penyimpanan, kebijakan pertanian pemerintah, nilai tukar mata uang dan faktor lainnya. Oleh karena itu, kalau saja Perseroan harus membeli bungkil kedelai dan atau jagung dengan harga yang lebih tinggi maka hal itu akan berdampak pada kinerja keuangan Perseroan..
Perseroan membeli sebagian besar jagung lokal, mengeringkannya pada fasilitas pengeringan jagung Perseroan, dan kemudian menyimpan jagung tersebut pada gudang atau silo Perseroan.
Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Asing Sebagian dari harga pokok penjualan terkait bisnis pakan dilakukan dalam mata uang asing, terutama dolar AS atau yang dikaitkan dengan dolar AS, antara lain bungkil kedelai. Sementara itu, mayoritas penjualan Perseroan dilaksanakan dalam mata uang Rupiah. Akibatnya, bisnis pakan Perseroan menghadapi sejumlah risiko tertentu dalam fluktuasi nilai tukar antara dolar AS dan Rupiah. Perseroan memantau dan melindungi risiko nilai tukar mata uang asing dalam lingkup peraturan Bank Indonesia.
Competition Perseroan menghadapi persaingan dari produsen Indonesia lainnya di pasar domestik, dan juga produsen internasional yang besar kemungkinannya berusaha menembus pasar Indonesia di masa mendatang. Faktor utama yang mempengaruhi daya saing Perseroan adalah harga, kualitas produk, identifikasi merek, luasnya lini produk, jangkauan distribusi, dan layanan pelanggan. Persaingan yang meningkat dapat mengakibatkan penurunan harga produk, menurunnya pangsa pasar, menurunnya pendapatan serta kerusakan reputasi Perseroan yang pada gilirannya dapat berdampak negatif secara signifikan pada bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek Perseroan. Perseroan secara eksklusif menggunakan ras Indian River, yang secara khusus dirancang untuk kondisi iklim tropis, terutama dalam kaitannya dengan toleransi panas, kelembaban dan ketahanan terhadap penyakit. Oleh karena itu, para peternak mitra mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah akibat tingkat kematian yang lebih rendah, tingkat pertumbuhan yang lebih baik dan rasio konversi pakan terhadap berat yang lebih baik.

Sebagai bagian dari operasi terintegrasi Perseroan, Perseroan dapat menyediakan penjualan pakan dan DOC untuk memberikan paket layanan dan produk lengkap kepada peternak mitra dan mendukung mereka dengan saran teknis untuk meningkatkan produktivitas.

Selain itu, karena Indonesia adalah negara yang didominasi muslim, Perseroan memiliki rumah potong hewan, fasilitas pemrosesan makanan, dan saluran distribusi untuk memastikan bahwa unggas Perseroan disembelih dan dipelihara secara “halal” sesuai dengan persyaratan agama.

Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko
Perseroan menyadari bahwa manfaat dari penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen risiko yang berhasil antara lain:

  • meningkatkan berbagai peluang yang tersedia bagi Perseroan untuk mencapai misi dan tujuan bisnisnya;
  • meningkatkan hasil dan manfaat positif sambil meminimalkan keadaan negatif tak terduga dan biaya atau kerugian terkait;
  • meminimalkan variasi dalam kinerja dan mengurangi gangguan;
  • mengoptimalkan penyebaran sumber daya dengan memberikan informasi risiko untuk menilai biaya dan manfaat dalam pengambilan keputusan;
  • meningkatkan ketahanan dan fleksibilitas organisasi dengan membantu manajemen mengidentifikasi dan menanggapi perubahan internal dan eksternal secara tepat waktu dan pasti;
  • meningkatkan kolaborasi, kepercayaan, dan berbagi informasi di seluruh organisasi, dan menciptakan pendekatan perusahaan secara umum.

Dewan Komisaris bersama dengan manajemen bertanggung jawab mengawasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal. Sementara itu manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengelola dan melaporkan kepada Dewan Komisaris risiko-risiko utama yang dihadapi Perseroan. Manajemen juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem manajemen risiko diterapkan secara efektif di dalam unit usaha.

Dewan Komisaris dan Direksi melakukan diskusi secara berkala dengan tim manajemen senior dari unit bisnis strategis untuk mengidentifikasi masalah terkait risiko di lingkungan operasi Perseroan. Risiko yang teridentifikasi dan tindakan yang direkomendasikan untuk memitigasi kemudian dicatat, dievaluasi dan dikembangkan untuk dipresentasikan kepada Dewan agar dapat dilakukan tinjauan ulang dan evaluasi efektivitas sistem manajemen risiko tersebut

Pernyataan Direksi dan/atau Dewan Komisaris atau Komite Audit atas Kecukupan Sistem Manajemen Risiko
Dewan Komisaris menilai bahwa kecukupan manajemen risiko berjalan efektif dan memadai, tercermin dari:

  • Kecukupan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan Limit Risiko yang efektif yang memuat antara lain:
    • penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi Manajemen Risiko.
    • penentuan dan penetapan Limit Risiko
    • penetapan penilaian peringkat risiko.
    • penyusunan rencana darurat (contingency plan) dalam kondisi terburuk (worst case scenario).
    • penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko.
  • Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko, dan Sistem Informasi Manajemen Risiko yang memadai.